Catatan: Fadly Tuaputy
Perspektifmaluku.com- Sudah hampir se-Abad Bangsa ini menikmati kemerdekaannya. Kemajuan di banyak sektor telah dicapai, meski harus diakui masih terdapat banyak hal memprihatinkan. Soal Kemiskinan, Hukum, HAM, juga Demokrasi yang kualitasnya terus melorot.
Kiprah Indonesia di kancah Politik Dunia “bukan kaleng-kaleng”. Kita pernah menjadi salah satu penggerak utama dalam Gerakan Non Blok. Gerakan yang memainkan peran sebagai penyeimbang ketegangan antara Negara-negara NATO dan Pakta Warsawa.
Dengan prinsip Politik Luar Negeri yang bebas aktif itu, wibawa Indonesia di mata dunia cukup terjaga, meski pernah dibikin keok dalam sengketa Sipadan dan Ligitan, namun Indonesia menjadj lebih leluasa dalam hubungan antar Negara, baik yang bersifat Bilateral maupun Multilateral.
Ironisnya berbagai capaian mentereng di banyak sektor tersebut belum berbanding lurus dengan Penerapan Hukum dan Demokrasi di dalam negeri sendiri. Sebagai Negara Hukum yang Demokratis, Indonesia saat ini masih bisa disebut sebagai Negara yang sedang tidak baik-baik saja.
Supremasi Hukum masih sebatas slogan. Hukum masih sering dipakai sebagai alat unutk menekan dan perangkap bagi oknum elite Parpol yang ketahuan tidak bersih lingkungan. Hukum juga masih sering dipelintir guna mengakomodir kepentingan Politik Kekuasaan.
Soal demokrasi apalagi. Kualitas demokrasi kita dari waktu ke waktu terus anjlok. Perilaku Politik, mulai dari level elite hingga level kuli, semuanya semakin pragmatis, Bangsa ini menjadi tampak seperti bangsa yang tidak berperadaban dan ber-demokrasi.
Pemilu 2024 bisa menjadi yang terburuk sepanjang sejarah. Hampir semua komponen Bangsa, mulai dari Presiden, Elite Negara, Penyelenggara, Pengawas, hingga rakyat jelata, semuanya seperti sepakat untuk berlomba menabrak Etika, Norma, Hukum, dan Aturan.
Hukum dan demokrasi di Negeri ini kian carut marut. Politik Pragmatis telah menjadi Kiblat Baru. Hukum bukan lagi sebagai pemandu perilaku. Demokrasi tidak lagi memberi ruang yang cukup untuk Rakyat berekspresi. Bangsa ini seperti terjajah dalam kemerdekaannya sendiri.